Cara Sederhana Mendirikan dan Mengelola Bank Sampah di Lingkungan RT
Setiap hari sampah terlahir ke dunia, hingga tak terhitung berapa banyak jumlahnya dan ini terjadi bukan hanya di perkotaan saja namun juga di perdesaan. Jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai permasalahan, apalagi jika membuangnya secara sembarangan.
Sampah yang menumpuk dapat menimbulkan pemandangan tidak indah, memang yang tergolong dalam kategori organik akan membusuk dengan sendirinya namun bau tak sedap darinya akan menyebabkan polusi udara. Sementara sampah anorganik akan mencemari tanah, karena jenis ini akan sangat sulit sekali untuk terurai.
Berbagai terobosan dilakukan untuk mengendalikannya, salah satunya adalah dengan membentuk Bank Sampah. Mekanisme kerjanya adalah layaknya sebuah perbankan, yaitu sama-sama untuk menabung dan mempunyai rekening serta buku tabungan.
Namun bedanya jika pada Bank Sampah masyarakat menabung menggunakan sampah dengan kriteria tertentu, sedangkan pada perbankan menggunakan uang baik tunai maupun non tunai.
Membuat Bank Sampah tidak harus dalam skala masyarakat secara luas, namun dapat dibentuk dan dikelola oleh masyarakat pada lingkungan Rukun Tetangga pun bisa dilakukan. Justru dari tingkat inilah akan lebih optimal, karena dimulai dari organisasi pemerintahan masyarakat terbawah.
Cara membuatnya cukup mudah, silakan tunjuk beberapa orang sebagai pengurusnya dan akan lebih baik lagi jika ada yang menawarkan diri secara sukarela. Kepengurusannya tetap di bawah lingkungan Rukun Tetangga, dengan penanggung jawabnya adalah Ketua RT beserta jajarannya.
Pengelolaannya tidak harus seperti Bank Sampah yang melayani masyarakat secara luas, namun dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Untuk permulaan tidak harus menerima berbagai jenis sampah baik organik maupun anorganik, jika nanti sulit untuk menyalurkannya. Mudahnya kata cukup terima sampah seperti yang dicari oleh pemulung saja.
Silakan tentukan jadwal penyetorannya, jadi tidak dapat sewaktu-waktu agar tidak banyak menyita waktu dari pengurusnya. Silakan panggil pengepul sampah seketika itu, agar sampah dapat langsung dijual sehingga tidak berlama-lama berada di tempat penyetoran sehingga tidak menimbulkan pemandangan yang tak indah serta bau yang tak sedap.
Pengepul sampah tentu akan membayar secara tunai, namun tidak untuk warga sebagai penyetornya. Uang hasil penjualan sampah dari masing-masing warga disimpan layaknya seperti tabungan.
Buatlah kesepakatan tentang cara, waktu, dan bentuk pembayarannya. Apakah nantinya dalam bentuk uang yang dapat diambil sewaktu-waktu atau dengan masa yang ditentukan. Atau mungkin juga dapat diwujudkan dalam bentuk barang, misalnya saja diberikan saat lebaran dalam bentuk gula, minyak, roti, dan lain-lain. Ini semua tergantung kesepakatan dari warga.
Jika memungkinkan, silakan gunakan komputer yang dilengkapi aplikasi laporan keuangan untuk pengolahan datanya. Ini akan lebih profesional dan transparan. Jika tidak ada SDM yang mumpuni, maka cukup secara manual saja. Namun apapun cara pengolahan data keuangannya, setiap warga harus mendapatkan buku tabungan. Ini untuk mencegah agar tidak mendatangkan permasalahan dikemudian hari.
Itulah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam pengelolaannya. Dengan adanya bank sampah di lingkungan RT diharapkan tidak ada lagi sampah-sampah yang berserakan baik di jalan maupun pada tempat lainnya, terutama jenis anorganik yang memang akan sangat sulit sekali untuk terurai. Selain itu warga juga akan mempunyai tabungan dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan.
Sudah adakah Bank Sampah di lingkungan tempat tinggal Anda?
Semoga bermanfaat...