Egoisme Ketika Mengemudikan Kendaraan
Bermacam-macam sifat orang di dunia ini, ada yang penyabar namun ada juga yang mudah tersulut amarahnya. Bahkan kadang orang yang sebenarnya pun dapat menahan amarahnya, namun situasi dan kondisi di jalan dapat membuatnya tak mampu membendung emosi walaupun amarah itu terjadi hanya sesaat dan spontan.
Saat mengendarai kendaraan bermotor, kadang rasa lelah, letih, cuaca yang panas dan ingin cepat sampai tujuan dapat membangkitkan egoisme seseorang.
Bukan itu saja, jalan rusak atau berlubang juga dapat menjadi penyebabnya. Karena semua pengendara tentu saja ingin memilih untuk menghindari lubang di jalan itu. Sehingga saat dihadapkan dengan jalan berlubang sering egoismelah yang diutamakan, daripada mempersilakan kendaraan dari lawan arah yang mungkin lebih dekat dengan lubang itu.
Egoisme merupakan suatu sikap yang mementingkan diri sendiri tanpa memperdulikan kepentingan orang lain. Sungguh sikap ini dapat membahayakan pelaku serta pengguna jalan lain.
Selain karena jalan rusak atau berlubang, banyak egoisme pengendara yang sering kita jumpai. Seperti mendahului tanpa menghiraukan kendaraan dari lawan arah, menerobos lampu merah, berkendara dengan ugal-ugalan, dan lain-lain.
Jadi tidak bisa dipungkiri lagi saat berkendara di jalan, kita sering dihadapkan pada egoisme dari pengendara lain. Hadapilah semua itu dengan bijak, pikirkanlah keselamatan diri Anda dan tak perlu emosi. Sabar adalah sikap terbaik saat berhadapan dengan situasi tersebut.
Sebagai contoh, misalnya tiba-tiba dari lawan arah ada kendaraan yang sedang mendahului. Padahal saat itu seharusnya kendaraan tersebut tidak benar jika mendahuluinya, karena jarak dengan kendaraan yang berasal dari lawan arah begitu dekat sehingga tentu saja tidak memungkinkan.
Lalu apa yang harus kita perbuat?
Memperlambat, menghentikan kendaraan yang kita kemudikan, atau menepi, ataukah tetap melaju dengan kecepatan yang sama dan tetap berada di jalur "milik kita" walau apa yang akan terjadi nanti?
Semestinya akan lebih aman jikalau memperlambat dan menepi untuk menghindari kemungkinan terburuk, atau bahkan jika memungkinkan akan lebih baik jika menepi dan kemudian berhenti. Dan tunggulah sampai kondisi aman sebelum menjalankan kendaraan kita kembali.
Memang benar, kita tidak salah jikalau tetap berada di jalan dan apabila tidak menepikan kendaraan di bahu jalan. Karena memang kita berada dijalur yang benar. Namun apakah yang demikian itu tidak berbahaya?
Egoisme seharusnya dapat kita kesampingkan ketika berkendara, karena memang banyak situasi dan kondisi yang tak terduga dapat terjadi dengan tiba-tiba. Mau menang sendiri karena merasa benar harus kita buang jauh-jauh, walaupun kita tidak menyalahi apa pun karena telah mengemudikan kendaraan pada jalur yang seharusnya.
Keselamatan dalam berkendara di jalan bukan hanya ditentukan bagaimana benarnya saja, namun bijak dan sabar dapat menjadi kunci keselamatan dan keamanan.
Berdoalah sebelum berkendara, kemudikan kendaraan Anda dengan baik serta bijak dan hormatilah pengendara atau pengguna jalan yang lain. Yang tak kalah pentingya adalah taatilah selalu rambu-rambu lalu lintas agar selamat sampai tujuan.
Keselamatan adalah yang utama, maka jauhkanlah Egoisme KetikaMengemudikan Kendaraan. Mari mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu untuk menjauhkan egoisme itu, ingatlah keluarga Anda menanti di rumah.
Semoga bermanfaat...
Gabung dalam percakapan