Lentera yang Tergilas Zaman

Dulu lampu teplok memang menjadi andalan untuk penerangan di malam hari, namun kini keberadaannya telah tergantikan oleh lampu pijar yang bersumber dari energi listrik.
Lentera yang Tergilas Zaman

Dulu sebelum ada listrik, benda ini digunakan oleh masyarakat sebagai penerang dimalam hari. Sehingga berbagai aktivitas dapat dilakukan seperti belajar, makan, berkumpul dengan keluarga, bahkan ketika berada dikamar mandi tidak akan terlepas dari alat yang dijadikan sebagai sumber cahaya ini.

Lentera yang dikenal dengan nama lampu teplok ini sungguh akrab dengan masyarakat, terlebih lagi mereka yang tinggal di daerah perdesaan. Memang cahayanya tak seterang lampu pijar atau neon, namun itulah kenyataan pada saat itu bahwa keberadaanya dapat dikatakan sangat penting.

Kini seiring dengan bergulirnya zaman, keberadaannya telah tergantikan oleh lampu pijar juga neon. Alat penerang ini bersumber dari energi listrik yang diubah menjadi cahaya. Semua itu tidak terlepas dari adanya pemerataan pembangunan dan perkembangan teknologi. Sehingga kini lampu yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya dapat dinikmati dengan mudah oleh masyarakat sampai pada pelosok perdesaan.

Bukan hanya itu saja, berbagai alat rumah tangga yang menggunakan energi listrikpun juga telah merata digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Semua itu sepertinya semakin memudahkan untuk pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan.

Namun, pernahkah Anda berpikir tentang bagaimana nasib produsen, pekerja, serta penjual lampu ini?

Mungkin untuk toko-toko penjual lampu ini akan beralih menjajakan barang lain, tentu saat itu mereka tidak hanya menjual lampu teplok saja bukan?

Dengan berkurangnya satu jenis barang dagangan, mereka tetap dapat membuka tokonya sehingga dapat dikatakan bukan masalah bagi mereka.

Lalu bagaimana dengan penjual lampu teplok keliling yang setiap hari berjalan dari satu tempat ke tempat yang lainnya untuk menjajakan barang dagangannya?

Dengan memikul dua keranjang yang berisi berbagai model lampu teplok, itu mereka lakukan tentu saja untuk mengais rezeki.

Lantas bagaimana nasibnya setelah lampu teplok tergantikan oleh lampu yang lebih modern?

Memang tidak dapat dipungkiri, penggunaan lampu emergency lebih mudah bahkan cahaya yang dihasilkannya pun lebih terang. Apalagi kini juga tidak mudah untuk mendapatkan minyak tanah yang menjadi sumber energi bagi lampu teplok tersebut.

Lega rasanya ketika melihat lampu teplok dijadikan sauvenir pernikahan, dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang menarik.

Itu berarti para produsen dan penjual lampu teplok tetap dapat melanjutkan usahanya.

Lampu teplok ternyata dapat dijadikan hiasan, walau tanpa dihias sekalipun.

Kesan unik atau tempo doeloe dapat dihadirkannya, bahkan ketika melihatnya dapat menambah rasa syukur.

Betapa tidak, ketika melihatnya akan terlintas tentang bagaimana suasana dulu di malam hari. Pastinya tak seterang di zaman modern ini bukan?

Dalam keadaan gelap tentu aktifitas juga akan berkurang, tidak seperti pada malam-malam di zaman kemajuan teknologi ini.

Semoga bermanfaat...

Baca juga :
Menulis dan berbagi sesuatu yang dapat bermanfaat itu menyenangkan.